Belum lama ini, ketika saya sedang menunggu seorang teman di Starbucks, ada seorang wanita dengan dandanan ala kantoran menghampiri saya. “Permisi, nama saya Regina, boleh minta waktunya sebentar?” Saya sambil melihat jam tangan, ternyata masih lumayan banyak waktu. “Silahkan”, kata saya.
Setelah dia sedikit berbasa basi, saya sambil mengira-ngira apa yang dia mau bicarakan, dan……. not so surprise, ternyata dia mau menawarkan asuransi jiwa. Langsung saja saya bilang kepadanya sudah punya (memang beneran sudah punya). Pantang mundur dengan segala cara dia coba menyakinkan saya sampai mengajak saya untuk join ikutan jadi agen dibawah dia.
“Sorry mbak, saya tidak tertarik dengan tawarannya.” jawab saya. Pantang menyerah dia menjawab, “Ini pekerjaan prospeknya bagus lho, dengan income yang tak terbatas. Bisa membuat kita cepat kaya & bahagia” Hmmm… Saya tergelitik mendengar kata kaya & bahagia.
“Mbak sekarang kaya & bahagia?”, tanya saya.
“Iya, pekerjaan ini bisa membuat jadi kaya & bahagia.” jawabnya.
“Ok, kalau boleh tahu, apa saja sih kaya & bahagia itu menurut anda?” balas saya.
Sambil mengeluarkan selembar kertas (baru), dia menulis:
- Punya income sebulan Rp xxxxxxx (sambil menulis sejumlah nominal)
- Punya rumah, apartemen, dll
- Mobil BMW seri terbaru
- Jalan-jalan ke luar negri gratis
“Ini semua kita dapatkan kalau menjalani bisnis ini.” lanjutnya.
“Boleh pinjam kertas & pulpennya?”, lalu saya tulis persis disebelah tulisannya tadi:
- Saya punya orang tua yang menyayangi saya & sampai sekarang saya bersyukur masih dapat melihat mereka setiap hari.
- Saya punya rumah yang mungkin tidak terlalu besar, tapi nyaman untuk ditempati.
- Saya menjalankan pekerjaan yang merupakan salah satu dari passion saya.
- Saya bisa jalan-jalan kemana & kapanpun saya mau, walau mungkin tidak gratis.
- Saya ada kendaraan walau bukan BMW seri terbaru tapi masih membawa saya kemana-mana.
- Saya bisa memberi & melayani buat Tuhan walau mungkin saya tidak punya income yang wah.
- Saya punya time freedom.
Dan masih banyak lagi yang bisa ditulis, tapi kertasnya tidak muat.
Pertanyaan saya kepadanya, “Apakah seperti yang anda tulis itu yang membuat anda bahagia?”
Setelah itu dia hanya diam & mohon permisi.
Well, tidak ada yang benar & salah diantara kami berdua. Semua boleh pendapat & keinginannya masing-masing. Tapi disini saya mau tekankan adalah jangan terlalu fokus untuk mengejar uang atau harta didalam hidup ini.
Seperti yang tertulis di injil Lukas 12:20-21, “Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”
My friends, uang hanyalah salah satu alat bukan tujuan utama dalam hidup. Fokuslah kepada bagaimana kita memberi value kepada orang banyak dalam hidup ini.
A Great Priest with A Big Heart
Courtesy of Romo Yance
Selasa, 6 Agustus 2013, saya kehilangan seorang teman yang dipanggil Tuhan. Rm Yohanes Senda Laka, Pr atau yang akrab disapa Rm. Yance. Seorang pastor dari keuskupan Atambua. Buat saya dia adalah seorang sahabat & mentor. Pembawaannya yang tenang & santai, membuat dia cepat akrab dimanapun berada.
Salah satu yang saya pelajari dari dia adalah: “Santai saja, biarlah Tuhan yang membimbing langkah kita.” dan itu sungguh-sungguh dia jalani dalam hidupnya. Romo Yance sendiri banyak memberikan value didalam hidupnya kepada orang lain.
Mengutip dari status Facebook salah seorang teman saya, Riko Ariefano: “He is not a conglomerate, he is not a celebrity, and he is not a political figure, but 286 priests and almost 5000 people came to his funeral Mass with tears. How do you think he lived his life?“
Yes! Romo Yance adalah orang yang kaya & bahagia. Kaya & bahagia karena hidupnya selalu bersama Yesus dan membagikan cinta-Nya kepada orang lain. A great priest with a big heart.
So, the question now, are you truly rich & truly happy?
-Andriy-
I Belong to Jesus 